Monday, June 20, 2011

*Kerana Beliau Seorang Ayah*


Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja di perantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya. Akan sering merasa rindu sekali dengan ibunya. Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin kerana ibu lebih sering menelefon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata ayah-lah yang mengingatkan ibu untuk menelefonmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, ibu lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sekembalinya ayah dari bekerja dan dengan wajah lelah ayah selalu menanyakan pada ibu tentang khabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil. Ayah biasanya mengajari puteri kecilnya naik basikal. Dan setelah ayah mengganggapmu sudah boleh menunggangnya, ayah akan melepaskan roda bantu di basikalmu. Kemudian Ibu bilang, “jangan dulu ayahnya, jangan ditanggalkan dulu roda bantunya”, itu kerana ibu takut puteri manisnya akan terjatuh lalu terluka.

Tapi sedarkah dikau? Bahawa ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu dan menjagamu mengayuh basikal dengan seksama kerana dia tahu puteri kecilnya pasti mampu melakukannya.

Pada saat kamu menangis merengek meminta alat permainan yang baru, ibu menatapmu hiba. Tetapi ayah akan mengatakan dengan tegas, “boleh, ayah beli nanti, tapi tidak sekarang”. Tahukah kamu, ayah melakukan itu kerana ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi.

Saat kamu ditimpa sakit, ayah lah yang terlalu khuatir sampai kadang-kadang sedikit membentak dengan berkata, “sudah diberitahu, kamu jangan minum air sejuk!”. Berbeza dengan ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu ayah benar-benar mengkhuatiri keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak muda remaja. Kamu mulai menuntut pada ayah untuk mendapat keizinan keluar malam, dan ayah bersikap tegas dan mengatakan, “tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahawa ayah melakukan itu untuk menjagamu? Kerana bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharga. Setelah itu kamu marah pada ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu.

Dan yang datang mengetuk pintu dan memujukmu agar tidak marah adalah ayah. Tahukah kamu, bahawa saat itu ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya. Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu. Tapi lagi-lagi dia harus menjagamu?

Ketika saat seorang teman lelaki mulai sering menelefonmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, ayah akan memasang wajah paling cool sedunia. Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang berbual berdua di ruang tamu. Sedarkah kamu, kalau hati ayah merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya dan ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khuatir dan bimbang. Dan setelah perasaan khuatir itu berlarutan. Ketika melihat puteri kecilnya pulang larut malam hati ayah akan mengeras dan memarahimu. Sedarkah kamu, bahawa ini kerana hal yang sangat ditakuti ayah akan segera datang? “Bahawa puteri kecilnya akan segera pergi meninggalkannya”

Setelah lulus SPM, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Doktor atau Engineer. Ketahuilah, bahawa seluruh paksaan yang dilakukan ayah itu semata-mata hanya kerana memikirkan masa depanmu nanti. Tapi ayah tetap tersenyum dan menyokongmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan ayah.

Ketika kamu menjadi gadis dewasa dan kamu harus pergi kuliah di kota lain. Ayah harus melepaskanmu di bandar. Tahukah kamu bahawa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu? Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasihat ini itu dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal ayah ingin sekali menangis seperti ibu dan memelukmu erat-erat. Yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya dan menepuk pundakmu berkata, “jaga dirimu baik-baik ya sayang”. Ayah melakukan itu semua agar kamu kuat. Kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Di saat kamu kesempitan wang untuk membiayai perbelanjaan semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah ayah. Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya boleh merasa sama dengan teman-temannya yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi sekadar meminta alat mainan yang baru dan ayah tahu ia tidak mampu memberikan apa yang kamu inginkan.

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah, “tidak…. tidak boleh!” Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan “iya sayang, nanti ayah belikan untukmu”. Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu berjaya sebagai seorang sarjana. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “puteri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa dan telah menjadi seseorang”. Sampai saat seorang teman lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada ayah untuk mengambilmu darinya. Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin kerana Ayah tahu bahawa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….

Saat ayah melihatmu duduk di kerusi pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya mampu menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang pentas pelaminan sebentar, dan menangis? Ayah menangis kerana ayah sangat berbahagia, kemudian ayah berdoa. Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata, “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik. Puteri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita solehah yang cantik. Bahagiakanlah dia bersama suaminya. Rahmatilah kehidupan mereka Ya Allah”

Setelah itu Ayah hanya mampu menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk. Dengan rambut yang telah dan semakin memutih. Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya. Ayah telah menyelesaikan tugasnya. Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita adalah susuk yang harus selalu terlihat kuat. Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis. Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahawa “kamu mampu” dalam segala hal.


No comments: